Pages

Menyakiti Diri part 1

Hai all, it's me Sathya.

Sekarang aku mau ngebahas tentang suatu hal, yang (mungkin) hampir setiap orang lakukan, yaitu...
"menyakiti diri sendiri"
Tidak, tidak..
menyakiti diri tidak hanya dengan benda tajam kayak pisau, silet dll
wkwkwk
aku tidak melakukan itu.
tapi aku melakukan bentuk yang lain.

Jadi di post sebelumnya aku nyeritain tentang gimana "deadliner"nya aku ngerjain tugas kan?
nahhhh setelah momen ujian itu, ada beberapa "perubahan" yang aku alami.

aku jadi bawaannya pingin nangis terus, aku males ketemu orang, revisi Tugas aku diemin, bahkan aku sempet matiin hp karena "males" berhadapan dgn dunia luar.
rasanya ingin lari dari kenyataan.
rasanya ingin pergi dari semuanya.

ayo donk bersyukur bersyukur.
aku berulangkali ngomong gitu tapi tetap saja sama.

aku gatau aku kenapa.
aku cerita ke dawid, aku cerita ke asti, tapi, aku masih tidak menemukan jawaban.
aku berada dalam "mood sedih" selama kurang lebih 4 hari. Dan itu ngebuat aku sangat tidak produktif dlm mengerjakan tugas.
aku ngantuuukkkk terus bawaannya.
ada deadline tugas proposal penelitian sama temen2 tapi bagianku blum juga aku kerjakan.
aku bertanya2 pada diriku, aku kenapa?
aku dengerin musik, aku baca buku, aku nonton youtube, yahhhh do something yg biasanya bisa ngebuat moodku bagus.
but....
nothing change.
aku males makan, aku bisa tiba2 nangis padahal gaada alasan untuk itu.
Asti ngajak aku jalan2 sama Ainun ke Sampoerna house gitu.
beberapa jam sblum brangkat muncul pemikiran "apa nggak usah ikut aja ya?".
aku bner2 males untuk ngapa2in.
TAPI, aku melawan pikiran itu.
meski ketemu Asti cs agak ngaret, tapi akhirnya aku pergi juga sama mereka.
Daannn aku nyasar. aku telat mengikuti karena ada lampu merah dan aku kehilangan jejak.
semua rencana berubah. aku gatau apa yg aku pikirkan saat itu. rasanya pingin ketawa sambil nangis.
tapi hal baiknya aku jadi keliling2 kota surabaya.
kemudian akhirnya kita cuma jalan2 keliling museum gitu sama ada pameran ttg Indonesia.
Ada untungnya gajadi keliling naik bus.
aku mengamati kisah2 perjuangan para pahlawan. entah kenapa ada bagian dari diriku yang tersentuh.
"kita aja semangat perjuangin Indonesia, masa kamu gak semangat perjuangin hidup?"
hmphhh...
di lain sisi,
entah aku ngerasain energi "bete" dari asti, meskipun dia bilang gapapa.
then pulangnya aku digonceng asti biar gak telat ngikutin jalan. wkwkwk
Aku cerita kalo aku masih dlm "mood sedih".
bahkan ketika lagi jalan sama asti pun kalo dibolehin nangis aku bisa aja nangis.
aku asti cs makan kebab dan martabak.
enakkkkk.
biasanya makanan bisa ngembaliin moodku.
tapi aku masih sedih.
"bah kalo lebih dari 2 minggu aku kayak gini bisa depressed aku nih" begitu pikirku.
sampe kosan, aku matiin hp.
aku nangis.
dan aku menidurkan diriku.
bangun2, perasaanku masih sama. sedih.
aku bilang sama diriku "mau sampe kapan kayak gini?"
"revisian tugas sama sekali blum dikerjain"
"kamu mau ujian lho bbrp hari lagi"
"udh 4 hari kamu doing nothing"

aku self talk, tapi masih blum ada jawaban.

aku kemudian pelan2 meng "assesmen" diri sendiri.
kurang lebih percakapannya macem gini;
D: "sejak kapan kamu seperti ini?"
S: "entah. mungkin senin"
D: "apa yang terjadi waktu itu?"
ingatanku kembali pada waktu ujian asesmen.
aku teringat gimana takutnya aku karena takut gabisa ngumpul tugas, aku teringat gimana cemasnya aku karena takut gabisa ujian.
dan kemudian aku teringat sesuatu.
S: "aku teringat sesuatu"
D: "apa itu? boleh km ceritakan?"
S: "Aku menghina diriku sendiri. aku bilang aku bodoh, aku bilang ke diriku kalo aku gagal, aku menyalahkan diriku yang deadliner. dan aku bilang kalo... Aku gak pantes buat disini. aku bilang ke diriku kalo "psikolog macem apa kamu ini?""
D: "hmphh oke.."
aku nangis.
aku nangis sejadi2nya.
S: "Aku terluka. Rasanya sakit."
D: "Sini, sini, aku peluk"
aku memeluk diriku sendiri.
S: "Semua ini karena aku menyakiti diriku sendiri dengan kata2ku itu. Diriku terluka. iya, dia terluka. dalaaaamm.."
D: "hmphh oke.. oke.. sekarang apa yg akan km lakukan?"
S: "Self, i know that u are tired. aku tau kamu lelah. aku tau kamu udh berusaha. iya, oke kemaren kamu telat ujian. oke kamaren kamu "merasa gagal" waktu ujian karena salah teori, kudu ganti teori. oke kamaren2 kamu dikalahin sama moodmu untuk tidur dan "menunda". oke kalo kemaren kamu tampak salah. oke self oke"
aku masih menangis.
S: "But it's okay to be not okay. aku menerimamu apa adanya. kalo kamu merasa bodoh, kamu tidak bodoh sepenuhnya. km masih punya bagian "pinter" yang lain. kamu tidak gagal self, kamu hanya mengalami hal2 yang berbeda dari "ideal". berbeda dari ekspektasimu. Sini2 aku peluk".
aku masih menangis, tapi aku lega.

betapa ternyata aku telah menyakiti diriku sangat dalam.

D: "Syukurlah kalo sekarang kamu udah sadar. Lalu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?".
S: "Aku mau buat tugas. aku gak bakal gitu lagi. aku bakal tetap menghargai diriku, karena diriku sudah berusaha. ketika diriku salah, aku akan meminta maaf, tapi aku akan tetap menerima diriku apa adanya. terima kasih self"

Teman sejatimu adalah dirimu sendiri.
Musuh terbesarmu juga adalah dirimu sendiri.

Entah bagaimana setelah "momen" itu, aku melek.
entah energi darimana, aku bangun. buat tugas.
aku mendadak seperti "hidup" kembali.

siapa sangka ternyata kata2 yang... aku sendiri awalnya gak sadar kalo kata2 itu bisa bner2 ngebuat aku terluka.

menyakiti diri tidak hanya dengan pisau atau silet.
kata2 yang tajam bahkan diucapkan oleh dirimu sendiri, juga dapat menyakiti dirimu sendiri.


tapi aku jadi belajar.
belajar banyak.

aku secara gak langsung mengerti gimana "dinamika" perasaan seseorang yang mengarah ke depresi.
aku jadi paham gimana "mood" yang kamu sendiri gatau gimana ngendaliinnya.
aku jadi paham bahwa CBT itu emang penting. haha

terima kasih self.
terima kasih alam semesta :)

well
aku masih punya satu cerita lagi ttg "menyakiti diri"
aku sambung di post selanjutnya yaaa

see you..

Sathya,
Calon Psikolog Klinis yang masih berproses dengan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com