Pages

Menyakiti Diri part 2

Hai all, it's me Sathya.

Well, aku mau melanjutkan ceritaku mengenai "menyakiti diri".
sebelumnya aku udah buat post tentang menyakiti diri--> menyakiti diri part 1
di post itu aku ceritakan gimana kita menyakiti diri kita secara nggak langsung secara psikis.
Kali ini aku mau ngebahas sesuatu yang (juga) mungkin dilakukan oleh banyak orang tanpa mereka sadari. Sesuatu yang aku lakukan beberapa waktu lalu.

Jadi 2 minggu lalu, selama kurang lebih seminggu lebih mengalami meriang-meriang yang cukup esktrim dan ngilu-ngilu berkepanjangan. Bahkan sampai sekarang masih aku rasakan beberapa kali.
Aku nggak tau penyebabnya apa (secara langsung) tapi yang aku ingat adalah aku mulai "tidak menerima" tubuhku yang semakin melebar. Kemudian aku mulai mengurangi nasi dan mengurangi porsi makanku. Kayaknya sejak saat itu aku merasakan ngilu2, selain karena kelelahan.
ATAU
karena sebelumnya aku mengalami episode "sedih", iya jadi kalo aku "sedih" yang dalam aku emang gampang sakit secara fisik. Betapa "mind" and "body" itu sangat saling berhubungan.
iya aku "berusaha" menjaga kondisi tubuhku. Aku menjaga pola makanku (nggak makan yang di goreng2 dulu), nggak makan pedas, nggak makan manis, aku olahraga. Karena kata dokterku (di chat), aku panas dalam. Bahkan dokterku bilang aku butuh berendam (sempet di suruh pulang).
well, aku masih bisa mengikuti kuliah meskipun aku tetap menjalani "tidur gelisah" karena kudu nyelesaiin tugas.
Sampai suatu ketika, aku drop. aku merasakan meriang yang tak tertahankan, aku merasakan ngilu yang teramat ngilu, aku tepar. Padahal rencananya aku buat laporan.
aku kemudian berbaring. sebelumnya dokterku nggak menyarankan aku obat apapun, aku cuma disuruh minum air putih yang banyak.
dan tebak sudah berapa liter aku minum? kurang lebih 4 liter.
tapi masih meriang jugaaaa.
dan aku teringat kalo kemarinnya aku makan es krim dan ayam spicy mekdi.
OH GOD masa gara2 makan itu aku drop?
segitu nggak bolehnya kah aku makan begituan?
es krim mekdi itu enak banget ya Tuhan.
aku takut tipesku kumat. iya aku "punya tipes".
kemudian dokterku menanyakan stok obat yang aku punya. saat itu aku cuma punya asam mefenamat dan antasida.
well aku minum itu.
paginya mendingan tapi akhirnya aku memutuskan untuk ke PLK Unair.
disana aku dikasih obat lambung dan paracetamol.
honestly dokternya "agak2" #ups
daann ngilu2nya masih.
meriangnya masih.
aku kepikiran buat nggak kuliah, TAPI, ada kelas assesmen cuy.
ada praktikum alat tes.
emang sekarang lagi blok alat tes psikologi gitu.
karena aku masih bisa berpikir, aku akhirnya tetap kuliah.
iya, aku gamau "manja".
emang selama ini, kalo sesakit2nya aku, selama aku masih bisa mikir, aku bakal tetep kuliah.
dan untungnya aku kuliah.
dokterku via chat meresepkan obat antibiotik.
hmphh
jadi selama seminggu ke belakang aku menjalani perkuliahan dengan mengantuk, meriang dan ngilu.
Demam, batuk, pilek? Nggak. aku nggak ngalamin itu.
makanya aku bingung aku kenapa.

akhirnya setelah 2 minggu berkutat dengan ngilu2 itu, setelah antibiotik habis, dokterku cuma menyarankan

MAKAN YANG BANYAK
 MINUM AIR PUTIH YANG BANYAK

YAH GAJADI aku ngurangin porsi nasiku. HAHAHA


ya akhirnya aku sadar bahwa, iya (mungkin) kemarin-kemarin aku "menyakiti" diriku.

Tubuh itu cerdas. Tubuh tau apa yang dia butuhkan.
Tubuh secara alami akan menyeimbangkan dirinya.
CUMA kadang manusia nya aja yang EGO, kagak ngedengerin tubuhnya.

ketika kita capek, ngantuk, tetep "kerja" --> tubuh tersakiti
ketika kita makan pedas--> lambung perih --> tubuh tersakiti
ketika kita "merasa tidak lapar" PADAHAL butuh makan --> telat makan --> tubuh tersakiti
ketika tubuh butuhnya air putih, bukan teh --> tetep minum teh --> tubuh tersakiti.
ketika tubuh butuh "peregangan" tetapi kitanya malessss banget gerak --> tubuh tersakiti

sudah sadar kalau selama ini sering menyakiti tubuh?
sudah sadar kalau selama ini sering menyakiti diri?

well, aku tau setiap orang punya "daya tahan" masing2.

tapi apakah memang begitu cara kerja alam semesta?
manusia secara nggak langsung menyakiti diri mereka sendiri, kemudian melakukan cara untuk "mengobati" diri atau menyembuhkan diri mereka sendiri.
di kemudian hari kemudian MELAKUKAN LAGI.
pola berulang bung.
gitu aja terus sampe kiamat?
wkwkwkwk

iyah, aku tau tubuhku tidak sekuat yang lain.
aku gatau apakah itu ada hubungannya dengan aku lahir ketika usia kandungan 8 bulan, atau ketika ngidam ibuku nggak suka makan, doyannya ngemut es batu, atau ketika masa kanak-remaja aku vegetarian.

yang jelas, aku sadar bahwa tubuh juga butuh untuk disayangi.

gimana cara menyayanginya?
iyah kalo makan gorengan, abis itu minum air putihh yang banyak.
boleh minum teh, tapi abis itu minum air putihnya dobel.
boleh makan beng-beng tapi air putihnya di perbanyak.
boleh begadang tapi abis itu inget untuk "istirahat" (NAH INI NIH)
boleh makan pedes tapi abis itu minum air putih, makan buah dan sayur.
boleh duduk di depan laptop seharian, TAPI ingat untuk olahraga.
boleh makan es krim mekdi, makan ayam mekdi, tapi INGAT OLAHRAGA.

kuncinya adalah KESEIMBANGAN, bukan?

Tuhan menciptakan segala sesuatu pasti ada maksudnya.

tidak perlu berpihak pada kubu "NO MICIN" atau "vegetarian only"
karena sejatinya, tubuh itu cerdas.
mau makan micin sebanyak apapun kalau minum air putih yang BUANYAK ya oke2 aja.
yang penting SADAR kalo kita lagi menyakiti diri kita, ketika kita melakukannya.
KETIKA udah sadar, dengan OTOMATIS akan menyeimbangkan diri kembali.

iya, sama seperti kemarin2 aku begadang2, seharian ini aku tiduuurr mulu. so mager buat ngapa2in.
tapi aku sadar aku kudu ngerjain tugas dan aku gamau larut dalam mood ini.
makanya aku nulis disini dulu, minimal aku "melek" dulu lah, biar nggak tidur ajaaa

tapi seriusan, DENGARKAN TUBUHMU.

kalo capek istirahat! haha

ada suatu jokes di kuliah mapro yang sering terucap beberapa waktu lalu:
Percuma laporan selesai, kalau besoknya meninggal
hahahaa
iya kan?
percuma laporan selesai kalau besoknya kita meninggal.

KESEHATAN itu nomor 1.
kesehatan FISIK DAN MENTAL.

so..
Kalau bukan dirimu yang peduli pada dirimu, siapa kamu suruh?
Apakah kamu akan mengemis perhatian orang lain untuk melakukannya?
PERCUMA. kamu akan lelah.

Teman sejatimu adalah dirimu sendiri. Musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri
 peluk dirimu, sayangi dirimu, pedulilah pada dirimu.

oke,
mungkin segitu dulu buat post kali ini,

see you in next post.

Salam,
Sathya
Calon Psikolog Klinis
0

Menyakiti Diri part 1

Hai all, it's me Sathya.

Sekarang aku mau ngebahas tentang suatu hal, yang (mungkin) hampir setiap orang lakukan, yaitu...
"menyakiti diri sendiri"
Tidak, tidak..
menyakiti diri tidak hanya dengan benda tajam kayak pisau, silet dll
wkwkwk
aku tidak melakukan itu.
tapi aku melakukan bentuk yang lain.

Jadi di post sebelumnya aku nyeritain tentang gimana "deadliner"nya aku ngerjain tugas kan?
nahhhh setelah momen ujian itu, ada beberapa "perubahan" yang aku alami.

aku jadi bawaannya pingin nangis terus, aku males ketemu orang, revisi Tugas aku diemin, bahkan aku sempet matiin hp karena "males" berhadapan dgn dunia luar.
rasanya ingin lari dari kenyataan.
rasanya ingin pergi dari semuanya.

ayo donk bersyukur bersyukur.
aku berulangkali ngomong gitu tapi tetap saja sama.

aku gatau aku kenapa.
aku cerita ke dawid, aku cerita ke asti, tapi, aku masih tidak menemukan jawaban.
aku berada dalam "mood sedih" selama kurang lebih 4 hari. Dan itu ngebuat aku sangat tidak produktif dlm mengerjakan tugas.
aku ngantuuukkkk terus bawaannya.
ada deadline tugas proposal penelitian sama temen2 tapi bagianku blum juga aku kerjakan.
aku bertanya2 pada diriku, aku kenapa?
aku dengerin musik, aku baca buku, aku nonton youtube, yahhhh do something yg biasanya bisa ngebuat moodku bagus.
but....
nothing change.
aku males makan, aku bisa tiba2 nangis padahal gaada alasan untuk itu.
Asti ngajak aku jalan2 sama Ainun ke Sampoerna house gitu.
beberapa jam sblum brangkat muncul pemikiran "apa nggak usah ikut aja ya?".
aku bner2 males untuk ngapa2in.
TAPI, aku melawan pikiran itu.
meski ketemu Asti cs agak ngaret, tapi akhirnya aku pergi juga sama mereka.
Daannn aku nyasar. aku telat mengikuti karena ada lampu merah dan aku kehilangan jejak.
semua rencana berubah. aku gatau apa yg aku pikirkan saat itu. rasanya pingin ketawa sambil nangis.
tapi hal baiknya aku jadi keliling2 kota surabaya.
kemudian akhirnya kita cuma jalan2 keliling museum gitu sama ada pameran ttg Indonesia.
Ada untungnya gajadi keliling naik bus.
aku mengamati kisah2 perjuangan para pahlawan. entah kenapa ada bagian dari diriku yang tersentuh.
"kita aja semangat perjuangin Indonesia, masa kamu gak semangat perjuangin hidup?"
hmphhh...
di lain sisi,
entah aku ngerasain energi "bete" dari asti, meskipun dia bilang gapapa.
then pulangnya aku digonceng asti biar gak telat ngikutin jalan. wkwkwk
Aku cerita kalo aku masih dlm "mood sedih".
bahkan ketika lagi jalan sama asti pun kalo dibolehin nangis aku bisa aja nangis.
aku asti cs makan kebab dan martabak.
enakkkkk.
biasanya makanan bisa ngembaliin moodku.
tapi aku masih sedih.
"bah kalo lebih dari 2 minggu aku kayak gini bisa depressed aku nih" begitu pikirku.
sampe kosan, aku matiin hp.
aku nangis.
dan aku menidurkan diriku.
bangun2, perasaanku masih sama. sedih.
aku bilang sama diriku "mau sampe kapan kayak gini?"
"revisian tugas sama sekali blum dikerjain"
"kamu mau ujian lho bbrp hari lagi"
"udh 4 hari kamu doing nothing"

aku self talk, tapi masih blum ada jawaban.

aku kemudian pelan2 meng "assesmen" diri sendiri.
kurang lebih percakapannya macem gini;
D: "sejak kapan kamu seperti ini?"
S: "entah. mungkin senin"
D: "apa yang terjadi waktu itu?"
ingatanku kembali pada waktu ujian asesmen.
aku teringat gimana takutnya aku karena takut gabisa ngumpul tugas, aku teringat gimana cemasnya aku karena takut gabisa ujian.
dan kemudian aku teringat sesuatu.
S: "aku teringat sesuatu"
D: "apa itu? boleh km ceritakan?"
S: "Aku menghina diriku sendiri. aku bilang aku bodoh, aku bilang ke diriku kalo aku gagal, aku menyalahkan diriku yang deadliner. dan aku bilang kalo... Aku gak pantes buat disini. aku bilang ke diriku kalo "psikolog macem apa kamu ini?""
D: "hmphh oke.."
aku nangis.
aku nangis sejadi2nya.
S: "Aku terluka. Rasanya sakit."
D: "Sini, sini, aku peluk"
aku memeluk diriku sendiri.
S: "Semua ini karena aku menyakiti diriku sendiri dengan kata2ku itu. Diriku terluka. iya, dia terluka. dalaaaamm.."
D: "hmphh oke.. oke.. sekarang apa yg akan km lakukan?"
S: "Self, i know that u are tired. aku tau kamu lelah. aku tau kamu udh berusaha. iya, oke kemaren kamu telat ujian. oke kamaren kamu "merasa gagal" waktu ujian karena salah teori, kudu ganti teori. oke kamaren2 kamu dikalahin sama moodmu untuk tidur dan "menunda". oke kalo kemaren kamu tampak salah. oke self oke"
aku masih menangis.
S: "But it's okay to be not okay. aku menerimamu apa adanya. kalo kamu merasa bodoh, kamu tidak bodoh sepenuhnya. km masih punya bagian "pinter" yang lain. kamu tidak gagal self, kamu hanya mengalami hal2 yang berbeda dari "ideal". berbeda dari ekspektasimu. Sini2 aku peluk".
aku masih menangis, tapi aku lega.

betapa ternyata aku telah menyakiti diriku sangat dalam.

D: "Syukurlah kalo sekarang kamu udah sadar. Lalu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?".
S: "Aku mau buat tugas. aku gak bakal gitu lagi. aku bakal tetap menghargai diriku, karena diriku sudah berusaha. ketika diriku salah, aku akan meminta maaf, tapi aku akan tetap menerima diriku apa adanya. terima kasih self"

Teman sejatimu adalah dirimu sendiri.
Musuh terbesarmu juga adalah dirimu sendiri.

Entah bagaimana setelah "momen" itu, aku melek.
entah energi darimana, aku bangun. buat tugas.
aku mendadak seperti "hidup" kembali.

siapa sangka ternyata kata2 yang... aku sendiri awalnya gak sadar kalo kata2 itu bisa bner2 ngebuat aku terluka.

menyakiti diri tidak hanya dengan pisau atau silet.
kata2 yang tajam bahkan diucapkan oleh dirimu sendiri, juga dapat menyakiti dirimu sendiri.


tapi aku jadi belajar.
belajar banyak.

aku secara gak langsung mengerti gimana "dinamika" perasaan seseorang yang mengarah ke depresi.
aku jadi paham gimana "mood" yang kamu sendiri gatau gimana ngendaliinnya.
aku jadi paham bahwa CBT itu emang penting. haha

terima kasih self.
terima kasih alam semesta :)

well
aku masih punya satu cerita lagi ttg "menyakiti diri"
aku sambung di post selanjutnya yaaa

see you..

Sathya,
Calon Psikolog Klinis yang masih berproses dengan diri.

0

Deadliner PARAH!

Haiii haii haiiiii

well, sebnernya aku mau ngeshare beberapa cerita tapi tapi tapiiiiiii ini aku baru benar2 selesai melalui masa UTS.
FYUUHHH
ADA BANYAK sekali ceritaaaa

yang aku akan bahas satu per satu kali yaaaa
heheee
kali ini aku bakal ngebahas salah satu story-ku yanggg
entah sejak kapan, bagaimana ceritanya aku jadi seorang deadliner.

seseorang yang ngumpul tugas/ngerjain tugas di menit2 terakhir.

hmphhh
sebenernya nggak ada masalah, ketika nggak dipermasalahkan kan?

iyaaapp kenyataannya selama ini memang meskipun aku ngerjain tugas mepet2, pasti selesai.
CUMA
konsekoensinya kadang jadi panik, kadang cemas nggak selesai, daaaannn merelakan waktu tidur.
iyaa jadinya sering nggak tidur.

Aku nggak tau apakah ini sudah mendarah daging atau gimana, karena aku selalu berusaha nyicil buat ngerjain tugas, ngerjain laporan, dll. TAPI, ujung2nya tetap benar2 aku selesaikan di jam2 menjelang pengumpulan tugas.

Aku sendiri nggak tau kenapa ketika mau ngerjain tugas, tapi masih ada perasaan nggak sreg ya ngerjain tugas malah jadi nggak produktif.
APAKAH aku memang "produktif"nya ketika menjelang deadline?
ENTAH
tapi yang aku tau, yaaaa meskipun aku selalu "lulus" dan "berhasil" mencapai target2ku, tapiii tetpa saja rasanya melelahkan. hahahha
kalo TAU LELAH, Kenapa tetap di lakukan????
nahhh ini dia.

aku nggak ngerti.

aku tau kalo setiap orang punya cara dan tipe nya masing2 dalam bekerja.

pernah ada yang bilang sama aku, kalo aku itu orang yang powernya baru bakal mengalir ketika berada di bawah tekanan.
hmphhhhhhhhhhhhhhhhh
apa benar?

atau sebenarnya aku adalah orang yang tipe atau cara nya dalam menangani stress atau dalam keadaan tertekan itu dengan coping stress yang berfokus pada emosi?

entahlahhhhh

padahal sebenernya enak kalau bisa santai2 setelah ngerjain tugas kaaannn
tapi..
aku tu kadang seolah2 "bersenang-senang dahulu, bersakit-sakit kemudian"
HAHAHA

untungnya aku selalu lulus ya kemarin2.
bahkan di lomba menulis essay, yang aku kerjakan H-2 jam sebelum pengumpulan, aku juara 1 (meskipun aku ngerasa nggak maksimal)
IYA sama.
ngerjain skripsi, ngumpul skripsi, ngerjain proposal kuantitatif, kualitatif, project mata kuliah pilihan. S1 aku lalui dengan jarang tidur
gimana dengan S2 ini?
hahahaa
justru aku banyaakkkk tidur :")
tapi gabisa kalo ngerjain laporan kasus dlm keadaan ngantuuukkk
AKU lelaaaahh wkwkwkkw
gimana donk?

iyaaaa Aku tau kalo sebenernya ini tentang pengaturan waktu saja kannn?
bagaimana kamu bisa manajemen pikiran dan perasaanmu

Iya, Kadang mood ku itu bisa mengalahkanku.
"aduhh ngantuk, aduh mager, aduh ngantuk, aduhh males ngetik, aduh gaada ide"


PADAHAL aku tau apa yang musti aku ketik, aku tau apa isi laporanku. TAPI seringnya hati dan pikiran tidak sejalan.

pikiran bilang "ayo diketik laporannya!" iyaaa udah di depan laptop, tapi tiba2 BLANK
mandeg.
dan hal lain justru lebih menarik untuk dilakukan.

ujung2nya malah jadi prokastinasi.
penundaan penundaan.

hinggaaa, ketika Benar-benar dibutuhkan baru semua TERCIPTA, TERLAKSANA.

OH GOD!

ada satu cerita di magister profesi psikologi ini yang ngebuat aku jadi banyak berpikir dan memahami diri.

ada suatu cerita dibalik tugas assesmen 1.
tugas assesmen 1 ini tentang observasi dan wawancara.
aku kebetulan nerima klien yang menurutku kasus nya jarang. Kasus anak, anak laki2 11 tahun suka pegang payudara ibunya. SUMPAH ini kasusnya bikin capek banget. capek mikirin teori yang tepat buat ngejelasin perilaku anaknya.
aku ke perpustakaan, ke ruang baca, diskusi sama senior (seniornya juga bingung), nanya dosen (tapi tidak dikasi jawaban yg pasti). AHHH!
karena kalo nggak punya landasan teori yaaa gimana mau observasi dan wawancara?

akhirnya aku melakukan banyakkkkkk penggalian data. ke ibu si anak, ke bibi, ke sekolah, daaann akhirnya aku bisa wawancara anaknya.
UDAH nemu? nggak juga hahahha

pengen bilang "DUH kalau ini nggak perlu dibuatin laporannya, secara informal aku bisa ngejelasin anak ini kenapa, penyebabnya gimana, intervensinya apa" (gils songong amat yaaakk)
BUT
aku calon psikolog yang lagi jadi mahasiswa magister psikologi profesi lho ini.
GAK BISA MACEM ITU.
hahaha

tapi seriusan. karena kudu dibuat laporannya lahhhhh jadinya tampak begitu rumit (MENURUTKU)

DAAAAANNN
mana ada cerita aku ganti klien kasus dewasa PULA. gimana ceritanya? khusus utk klien dewasa ini aku ceritain secara khusus ajaaa nanti yaaaaaaa
tapi aku cukup menghargai diriku yang melakukan assesmen observasi dan wawancara kasus HANYA dalam waktu 1 minggu (sementara temen2ku mungkin 3 mingguan)

akhirnya gimana?
H-1 aku masih ngubek2 teori. LAPORAN selain yg teori udah di ketik? BELUM. hahaha
LAMPIRAN Udah? BELUM
DUH ketika pikiranku masih sibuk, tanganku malah nggak kerja.

nah ini aku lagi belajar kerja sambil mikir, mikir sambil kerja.
FUHHHH

akhirnya H-1 aku nginep di kos nya Asti. jam 10 baru mulai mengerjakan keluhan, riwayat kasus, anamnesis, riwayat, riwayat dan riwayat, hasil observasi dan wawancara. jam 12 menidurkan diri, jam 2 bangun ngerjain lagi. Gimana dengan asti? Sama. dia juga belum kelar. hehehe tapi dia blum kelar karena abis dari jogja (#rasionalisasi)
jadi aku sama asti saling membangunkan diri.
asti bangunin aku, aku bangunin asti.
akhirnya jam stngah 5 gitu laporan kasus dewasa ku kelar. tapi belum lampirannya. DAAANN lampirannya itu yang buanyaak. hahahha
well aku capek banget waktu itu, ngerjain laporan itu bner2 ngebuat fisik dan mentalku LELAH
aku terduduk, pingin nangis ngerjain laporan kasus Anak itu, dan ujian dimulai jam 9 pagi.
NICE!
aku tau aku masih mahasiswa. nggak ada laporan yang sempurna.
pikiranku saat itu hanyalah agar laporanku KELAR dan bisa aku PRINT.
blum lagi ngebuat presentasi.
OH GOD!
gini banget yaakk proses jadi psikolog.

hahaha klien2ku di luar sana ketika aku jadi konselor freelance mungkin nggak pernah nyangka proses apa yang aku alami selama ini.

jam stngah 9 pagi saat itu, laporanku hampir selesai.
asti masih di kasur, masih mengerjakan dan mengatakan "kayaknya aku bakal masuk jam 10 deh, aku presentasi besok aja deehhh ya Tuhaan"
tapi kalo akuuuuu
nggak! segimana je kurang2nya laporanku, aku bakal ngumpulin.
minimal aku hadir di kelas membawa laporan.
 jam 9 lewat 5 aku baru slesai ngeprint.
belum di susun! aku ngchat di group kalo aku ngaret. temen2 bilang udah ada dosen.
aku buru2 ganti baju, membersihkan diri, dan kemudian ngebut ke kampus.
09.20 aku sampai di kelas dengan tergopoh2.
sudah ada yang presentasi, bahkan menjelaskan tentang "kesimpulan awal"
saat itulah aku ngerasa kalo AKU GAGAL.
aku nggak tau gimana sistem presentasi saat itu, tiba2 udah ada yang menggantikan aja.
pada saat itu aku TAKUT BANGET.
iyaaa takut nggak boleh ngumpul tugas, takut nggak bisa presentasi, takut ditegur, takut nggak lulus :")
karena jaman aku S1, NGGAK BOLEH telat ujian!
aku melihat sekeliling, asti dan cek nis blum tampak.
perlahan2 aku benerin susunan2 laporanku, dengan tetap berusaha memperhatikan yang presentasi.
dalam hati mikir, "gimana caranya nanya ke temen2 ya?"
aku duduk di pojokan belakang, satu deret sama 2 dosen.
bergerak sedikit pasti diperhatikan.
DAN LAGI
merek (dosen) itu psikolog yang profesional, mereka pasti ahli melihat perilakuku.
hahaha
mungkin mereka tau kalo aku cemas :")

beberapa menit kemudian aku tau kalo ternyata laporannya dikumpul cuma 1 pasang. dan aku udah FC rangkap 2 coba.
hmphhhh
OK.
aku lelah sekali waktu itu. belum makan. kedinginan karena AC.
untung masih inget bawa kacamata.
dalam hati mikir "kapan aku ngumpulin laporannya yaa"

kemudian asti tiba.
dia bertanya tapi ya aku bilang aku blum ngumpul laporan.

hmpphh dosen2nya juga membahas kasus temen2 menurutku masih santai (dibandingin ketika hari ku presentasi).
iyaa ternyata udah dibagi jadi 2 kelompok gitu. dan aku kebagian presentasi esok harinya.

aku lega.
karena aku tau bahwa aku boleh ngumpul laporan dan aku boleh presentasi.
OH BETAPA BAIKNYA DOSENKU
betapa baiknya alam semesta!!!

tapi emang aku masih lemes abis kelas. hahaha

iya temen2 banyak yang nanya kenapa aku bisa sampe ngaret, tumbeeenn
lah iya, karena kita temen2 di klinis itu hampir selalu datang minimal 1 jam sebelumnya.
bahkan ketika kelas yang tiba2 dimajukan oleh dosen secara tidak sengaja, kita hadir dengan formasi lengkaaapppppp


dan ttg deadliner lagi... singkat cerita aku menyelesaikan PPT juga detik2 menjelang presentasi.
satu minggu setelah ujian hari senin adalah pengumpulan revisi, dan aku kembali mengulang pola yang sama, iyaaa aku menyelesaikan nya H- beberapa jam deadline!

OH God!!!
kenapaaaaaaa??

hahahaha
tapi aku bersyukur aku masih hidup.

aku bersyukur aku masih bisa bertahan dengan semua unstable mood yang aku punya.
aku sendiri sudah tau semua resiko dan konsekoensi yang aku miliki,

aku harap aku lulus. iya, aku mau lulus dan aku butuh lulus.

HMPHHH

tetiba aku tersadar bahwa...
aku calon psikolog.

aku sendiri nggak tau ini masalah atau bukan.
TAPI, sistem kebut semalam ini sebenarnya nggak baik untuk ditiru.
aku kadang ngerasa nggak maksimal, kadang aku menyerah.

tapiii seorang teman kemudian menyadarkanku bahwa, memang aku salah, dan aku harus mengakuinya.
aku salah, aku mengakuinya.
aku menerimanya.
aku memperbaikinya.

Iya, yang aku tau memang semua memang terjadi berdasarkan kebutuhan, bukan berdasar pada apa yang kita inginkan. 
mungkin  memang ini yang aku butuhkan :)

tapi benar, untuk menjadi seorang psikolog itu aku belajar bahwa kita harus tenang,
kita butuh tenang dan sabar

iya, senin depan ini udah mulai pelajaran lagi, udah mulai assesmen 2.
aku tau dan aku sadar tubuhku sudah banyak belajar.

jadi psikolog itu kudu bisa ngendaliin hati dan pikiran.
menyeimbangkan logika dan perasaan.
kamu nggak bisa ngikutin moodmu selalu, kamu gak boleh terlalu idealis.
kudu REALISTIS.

hmphh
okeee sampai bertemu di posting berikutnya.
iyaaa aku punya banyaakkk cerita yang ingin (dan mungkin butuh) aku bagi.

see you,

calon psikolog yang sedang berproses dengan diri sendiri. 
0

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com